Minggu, 17 April 2011

DAS Bengawan Solo

KEADAAN FISIK DAERAH ALIRAN SUNGAI BENGAWAN SOLO

1.      Letak
Secara geografis, DAS Bengawan Solo terletak antara 6.48-8.07 LS dan 110.26-112.41 BT. DAS ini terletak pada 12 propinsi dengan 12 kabupaten yaitu propinsi Jawa Tengah dengan 8 kabupaten dan Jawa Timur dengan 8 kabupaten.
DAS Bengawan Solo dibatasi oleh gunung-gunung, perbukitan yang memisahkannya dengan DAS Jratunseluna. Disebelah timur dibatasi oleh gunung Wilis yang memisahkannya dengan DAS Brantas. Disebelah selatan dibatasi oleh dataran tinggi pegunungan Kidul yang memisahkannya dengan DAS Grindulu. Ketinggiannya bervariasi mulai dari 0 mdpl (muara di selat Madura) hingga 3265 mdpl (puncak gunung Lawu).
DAS Bengawan Solo merupakan DAS terluas di wilayah sungai Bengawan Solo yang meliputi Sub DAS Bengawan Solo hulu dengan luas 6.072 km², Sub DAS Kali Madiun dengan luas  ±3.755 km² dan Sub DAS Bengawan Solo hilir. Bengawan Solo hulu dan kali Madiun mengalirkan air dari lereng gunung berbentuk kerucut yakni gunung Merapi ( ±2.914 m),  Gunung Merbabu (±3.142 m) dan Gunung Lawu (±3.265m), sedangkan luas sub DAS Bengawan Solo Hilir adalah ±6.273 km².

2.      Jaringan Sungai
DAS Bengawan Solo dengan sungai utama Bengawan Solo dan Kali Madiun merupakan sungai yang bertipe memanjang dibagian hilir kemudian melebar di bagian hulu karena mempunyai  percabangan anak sungai yang banyak sekali.
Sungai utama Bengawan Solo sebagian besar mempunyai hulu sungai di sebelah timur gunging Merapi dan Merbabu. Sebelah barat dan utara gunung Lawu serta sebagian daerah Wonogiri dan Pacitan. Sungai utama kali madiun sebagian besarberhulu sungai disebelah timur gunung Lawu, sebelah barat gunung Wilis serta sebagian didaerah Ponorogo dan Trenngalek. Kedua sungai utama bertemu di kota Ngawi.
Ukuran dan besarnya potensi sumberdaya air yang tersedia adalah sebesar ±18,61 m³

3.      Topografi dan Geologi
Topografi
DAS Bengawan Solo mempunyai luas 1.610.000 ha yang merupakan daerah datar sampai bergunung dengan topografi yang landai, miring, dan curam. Secara garis besar bentuk wilayahnya dapat dibedakan menjadi:
a.       Datar sampai bergelombang, yang membentang dari Randublatung sampai pantai (Selat Madura), dari Balong (Ponorogo) sampai Ngawi dan dari Baturetno (Wonogiri) samapi Stragen.
b.      Berbukit, yang terutama di perbukitan Rembang (dibagian utara), pegunungan Kendeng (dibagian tengah), pegunungan Kidul (di bagian selatan).
c.       Bergunung, yang terutama meliputi kompleks gunung Merapi Merbabu, gunung Lawu, gunung Wilis dan bagian-bagian tertinggi pegunungan Kidul.

Ketinggian
DAS Bengawan Solo mempunyai ketinggian yang bervariasi mulai dari 0 m (selat Madura) hingga 3265 m (puncak gunung Lawu). Dengan bervariasinya ketinggian tersebut menyebabkan bervariasinya juga jumlah curah hujan yang jatuh dimasing-masing ketinggian dalam cakupan DAS Bengawan Solo.

Lereng
Hulu Bengawan Solo terletak pada lereng sebelah timur dari gunung Merapi-Merbabu dan sebelah utara dari lereng pegunungan Kidul serta sebelah barat dari lereng hilir Bengawan Solo dimana arah alirannya menuju kea rah timur (selat Madura).
·         0-8% mempunyai luas wilayah yang terbesar. Sebagian besar terdapat di sebelah timur Bengawan Solo.
·         8-15% terdapat disebelah utara gunung Lawu dan sebagian kecil disebelah timur gunung Merapi-Merbabu
·         >15% sebagian besar terdapat disekitar lereng gunung Lawu dan lereng sebelah timur gunung Merapi-Merbabu.

Geologi
Menurut Van Bemelen (1949) formasi geologi yang terdapat pada DAS Bengawan Solo didominasi oleh kompleks gunung api Merapi-Merbabu dan Lawu. Jenis batuan yang mendominasi adalah batu apung konglomerat, breksi, tufa, kuarsa yang mengandung andesit dan formasi batuan vulkan. DAS Bengawan Solo bersumber pada daerah pegunungan tersier yang meluas sepanjang pantai selatan pulau Jawa. Daerah pegunungan ini terdiri dari formasi batuan induk dan batuan gamping  yang terbentuk pada zaman meosen.
Lembah solo hulu dan tengah dikelilingi oleh tiga buah  gunung berapi atau bekas gunung berapi yang lereng-lerengnya tertutup oleh bahan-bahan lepas seperti konglomerat, pasir dan debu vulkanis. Lembah Solo hilir merupakan dataran alluvial yang dibatasi oleh pegunungan tersier yang terdiri dari batu pasir tufa, batu lempung dan batu gamping yang terbentuk pada zaman meosen. Disebelah selatan dibatasi oleh pegunungan Kendeng yang terbentuk dari batuan tersier.

  1. Tutupan Lahan
Tutupan lahan di DAS Bengawan Solo berkurang 99,92 persen selama tujuh tahun. Perubahan tutupan lahan yang paling drastis ada pada tutupan rawa. Pada tahun 2000, luas rawa masih 3.212 hektar sedangkan tahun 2007 luas rawa di DAS Bengawan Solo hanya tiga hektar. Sementara itu, luas semak belukar berkurang 77,9 persen dari 63.095 hektar, pada tahun 2000 menjadi 13.897 hektar tahun 2007. Luas hutan alam juga berkurang 31,57 persen menjadi 23.888 hektar.

Sumber:
Sabar. “ Variabilitas Curah Hujan dan Frekuensi Hari Hujan di DAS Bengawan Solo.” Skripsi, Departemen Geografi, FMIPA UI, Depok, 1997.
“Profil DAS Bengawan Solo” dalam www.buletin.penataanruang.net, 28 Oktober 2009.
“Analisis Reboisasi Menurut Bentuk Lahan Sub DAS Bengawan Solo” dalam www.crs.itb.ac.id, 28 Oktober 2009.

0 komentar:

Posting Komentar